Ini ruang ekspresi, wahana berbagi...
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini buku tulisku, ini diary-ku...

Sabtu, 12 Juni 2010

Milad, Shah Rukh Khan, dan Muhasabah

Hm, jatah hidupku berkurang satu tahun lagi hari ini…
Ucapan selamat ulang tahun dan kado pertama –dan satu-satunya kukira, hahahaha—datang dari adik perempuanku. Dia menghadiahiku DVD film India berjudul My Name is Khan yang dibintangi Shahrukh Khan dan Kajol, aktor dan artis asal India favoritku, hehehe...

Memang bukan DVD orisinal yang dihadiahinya. Tapi aku senang karena dia ingat untuk saling memberi dengan sesama saudara, juga senang karena kutahu dia menyayangiku—meski kami sering bertengkar meributkan giliran membereskan rumah untuk membantu ibu (padahal kami sama saja malasnya, hahaha)...
Aku menghargainya pula karena kutahu ia hanya seorang pelajar yang jarang punya uang saku lebih—ditambah ia seorang yang boros—sehingga tak memungkinkannya untuk membeli kado yang “mahal” atau lebih bagus dari DVD itu.

Tak apa, tak masalah. Terima kasih, adikku...

Tak ada ucapan selamat ulang tahun maupun acara tiup lilin dari kerabat dekat (tentunya selain adikku).
Apakah itu membuatku sedih?
Tidak.
Lagipula, siapa yang suka diselamati atas “peringatan berkurangnya jatah hidup di dunia”?
Pun aku takut terlena dengan kebahagiaan karena kawan-kawan yang mengucapkan “selamat” tersebut lantas aku kehilangan sesuatu yang lebih penting dari semua itu: muhasabah (instropeksi diri).
Bukankah itu yang selama ini—yang kebanyakan—terjadi pada orang-orang yang berulang tahun?
Mereka (yang berulang tahun) tenggelam dalam kebahagiaan dengan pesta ini-itu dan melupakan sesuatu yang lebih penting dari itu, yang kukatakan tadi: muhasabah.

Apa saja yang sudah kulakukan selama 24 tahun terakhir ini??
Apakah sudah benar hidup yang kujalani selama 24 tahun ini?

Semestinya, dengan bertambahnya usia, bertambah pula kematangan, kedewasaan, ilmu…
Tapi sayangnya usia tak berbanding lurus dengan semua itu (kematangan, kedewasaan, ilmu). Menurutku ketiganya bukanlah suatu keniscahayaan yang diberikan Tuhan dengan serta merta sebagai suatu kesatuan paket dengan usia tadi…
Ilmu itu sesuatu yang didapat karena diusahakan. Lantas dengan berbekal ilmu itu seseorang mengembangkan dirinya, berproses…
Kematangan dan kedewasaan pun tumbuh selama manusia belajar—benar-benar belajar.

Aku sudah belajar apa saja ya selama setahun terakhir ini?
Sudahkah bertambah ilmu, kematangan, dan kedewasaanku?

Pikiranku melayang pada apa yang baru terjadi padaku baru-baru ini, tentang kegagalanku membangun sebuah hubungan dengan seseorang…
Mungkin bagi sebagian orang hal itu terasa tak penting dan menganggapnya terlalu berlebihan bila masalah itu dipikirkan terlalu dalam. Tapi buatku itu penting. Aku memikirkannya dan aku belajar darinya.

Aku punya banyak “pekerjaan rumah” kalau begitu.
Mengalahkan kemalasan, ketakutan, dan kecemasan sendiri beberapa di antaranya.

Semoga semakin pandai aku mensyukuri nikmat-Nya,
semoga Dia memberi kemudahan bagiku dalam mencari ilmu (belajar),
semoga hati ini diikhlaskan untuk menerima segala karunia-Nya—yang kutahu itu--yang terbaik untukku...
Amin

Aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku, impian-impianku, yang pernah kubuat dalam sebuah daftar, daftar mimpi...