Dul,
aku layang-layangmu yang nyaris koyak dihentak angin
betapa...
dibubungkannya aku sejauh benang merentang,
namun dikacaukannya aku di ketinggian
angin...
karenamu layang-layangnya mencium awan
meliuk-liuk di kegamangan
--tapi dia juga tak bisa sembunyikan desiran ketika di awangan
dan penyesalan telah terlampau jauh dari pegangan
Dul,
jalinkan layang-layangmu dengan tali terkuat
ikatkan layang-layangmu dengan simpul tererat,
agar tak goyah ia ketika angin menyambarnya cepat
--atau ketika layang-layang lain datang untuk beradu hebat
Dul,
tahukah?
sedikit anak yang mau berlari
demi merebut kembali layang-layangnya yang lepas tali
Ini ruang ekspresi, wahana berbagi...
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini buku tulisku, ini diary-ku...
Selasa, 26 Oktober 2010
Minggu, 17 Oktober 2010
Mawar di Atas Bantal
Siang baru saja meninggalkan kita yang terpanggang hari
--bukan sebab terik yang tak jua berbalas hujan,
geloralah yang memberangus kita
saat mawar jatuh di atas bantalmu
yang lalu dengan lembut kaujumput ia
kau rasakan indah kuncupnya yang segera mekar di genggamanmu...
--bukan sebab terik yang tak jua berbalas hujan,
geloralah yang memberangus kita
saat mawar jatuh di atas bantalmu
yang lalu dengan lembut kaujumput ia
kau rasakan indah kuncupnya yang segera mekar di genggamanmu...
Langganan:
Postingan (Atom)