:Wicaksono
desaunya mengabari ada negeri yang kaubahagiakan dengan beritamu. kau pun seperti kanak-kanak yang tak kuasa menahan suka, senantiasa tergelak dengan lolipop yang kaujilati.
aku memandangimu dengan khauf dan raja'. mencemasi negeri yang mungkin kulukai dengan dingin angin yang kukirim.
"Sungguh, tak sampai hati kulengkung sabit di wajahmu."
maka antara hasrat ingin mengempas duri
dan hasrat ingin terbenam di hamparanmu yang menyimpan denyut rindu
kita berbagi loli...
bersama kita menjilati...
diam-diam aku juga menyembunyikan secangkir kopi
yang nanti juga ingin kubagi
Ini ruang ekspresi, wahana berbagi...
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini buku tulisku, ini diary-ku...
Jumat, 02 Juli 2010
Hujan
jangan mengutuk hujan.
mengapa mesti merutukinya,
padahal hanya itu yang bisa dilakukannya: jatuh sebagai berkah.
mengapa mesti merutukinya,
padahal hanya itu yang bisa dilakukannya: jatuh sebagai berkah.
Langganan:
Postingan (Atom)