Selimut kabut jatuh di hatinya yang ragu-ragu. membayang segala yang tertangkap kalbu. semakin memburam labirin yang disusurinya.
kawannya hanya tarian lidah api yang disulap dari ketiadaan yang pelan mengendap. ia merasai nyalanya yang mengerjap-ngerjap, mengerlip seakan padam bersiap. "Jangan, jangan meninggalkanku dalam gelap..."
meski begitu ia tetap meraba dalam harap dan cemas--dalam gelap mendekap. terus mendaki sampai membentang di mukanya dua jalan setapak menuju pintu-pintu yang menunggu. akhirnyakah(?): putusnya pada jalan yang dikenalnya, yang pernah dilaluinya. masih: dengan cemas dan harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kawan-kawan yang ingin memberi kritik dan saran, silakan...
:D