Ini ruang ekspresi, wahana berbagi...
Ini gejolak yang terjadi dalam diri,
Ini dia tanda eksistensi diri,
Hehe...
Mari menengok Nurhandayani!!!
Ini buku tulisku, ini diary-ku...

Jumat, 17 September 2010

Daun di Depan Pintu

Kamis, 16 September 2010


Ada angin berputar di depan pintu rumahmu
yang karenanya sehelai daun tertolak saat hendak menelusup untuk berumah di hatimu.
dan tak pula ia hendak melayang ke taman tetangga
karena angin--dalam putaran itu--memerangkapnya.
di depan pintu rumahmu tertawan ia

Duhai...
mengapa kausila ia kecapi sejuk dan damai isi rumahmu
yang kadang temukanmu di kursi kayu memetik syair rindu.
lantas di lain waktu tersipu ia pada sepasang mata terpejammu yang isyaratkan tak sudi diganggu
--karena lagi asyik meramu imajinasi dalam dawai-dawai bernada sendu

Duhai...
mengapa membiarkannya terus di depan pintu
berpusing menunggu saat berumah di hatimu
--tanpa kauizinkannya sejenak hinggap di ukiran Semar atau sekadar tergolek di ranjang rendahmu

jumputlah ia
beri ia arti yang cuma sehelai daun

Kau selalu bicara akan pergi.
banyak rumah saudara dan kawan lama yang ingin kausinggahi kilahmu,
sehingga kautolak semua tamu

Lantas kaukirim putaran angin untuk berjaga di depan pintu
maka daun itu tak juga bisa menyusup ke dalam rumahmu
(tak juga debu, kelopak bunga, atau selembar koran milik pria di bangku taman--yang lagi asyik membaca--yang melesat diembus bayu)

rumahmu selalu sepi
hanya kau dan sitarmu
juga gambar-gambar seribu wajah...
wajah-wajah yang pernah singgah-berlalu-dan yang selalu kau tunggu

rumahmu selalu sepi
sebab tak sesiapa pun kaubolehkan menghuni

2 komentar:

  1. hmm, pintu, sebuah kata yang bisa berarti awal dan permulaan, tetapi di waktu yg sama bisa juga berarti tembok. kontemplasi yang bagus

    jago juga nih pemilihan diksinya. kyknya ini keunggulan kamu, akrab dengan banyak 'kata'

    BalasHapus
  2. makasih, kak...

    nur masih perlu belajar banyak dari kakak juga...

    BalasHapus

Kawan-kawan yang ingin memberi kritik dan saran, silakan...
:D